Minggu, 09 Desember 2012

Mendidik Anak dengan SEGA


 Mendidik Anak dengan SEGA (Sentuhan Keluarga).
            Landasan teori dan hipotesis tindakan
1.      Kajian Teori
a.         Trauma Matematika.
                                       i.     Hakekat trauma.
Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat negative, dalam istilah psikologi disebut post-traumatic syndrome disorder. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2031323-pengertian-trauma/#ixzz1zYHdgqAQ
                                     ii.     Hakekat matematika
Matematika itu sendiri mengandung banyak pengertian seperti yang diungkapkan oleh Soedjadi (2000:11) sebagai berikut:
1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara   sistematis
2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulus.
3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan  dengan bilangan
4. Matematika adalah pengetahuan tentang faktor-faktor kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
5.  Matematika adalah pengetahuan tentang struktur yang logis
6.  Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Evawati Alisah (dalam http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/komunikasi- matematika.html) matematika adalah sebuah bahasa, ini artinya matematika merupakan sebuah cara mengungkapkan atau menerangkan dengan cara tertentu. Dalam hal ini yang dipakai oleh bahasa matematika ialah dengan menggunakan simbol-simbol. Sejalan dengan itu Jujun S. Suriasumantri (dalam http://mellyirzal. blogspot.com/2008/12/komunikasi-matematika.html ) mengatakan, matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya, tanpa itu matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Cockroft dalam Wardhani (2008: 19)  menyatakan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan.Matematika timbul karena pikiran –pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Sehubungan dengan hal tersebut Hudoto (1988:3) menyatakan matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematikaitu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik yang menggunakan pembuktian deduktif. http://www.smansatase.sch.id/index.php/componen/conten/article/57-artpend/72-hakmat
b.         Strategi Sentuhan Keluarga dalam Pembelajaran Matematika
                                       i.     Hakekat pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran juga merupakan proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001). Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. file://localhost/F:/micro/hakekat-pembelajaran.html
Sedangkan menurut Sagala ( 2006: 61 ) pebelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik , sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sejalan dengan itu menurut Tim MKPBM (2001: 9) pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Menurut UUSPN no. 20 tahun 2003 (dalam Sagala 2006:62) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
                                     ii.     Hakekat pembelajaran matematika.
Belajar matematika pada hakikatnya adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dari  struktur-struktur, hubungan-hubungan, simbol-simbol, dan manipulasikan konsep-konsep yang dihasilkaan kesituasi yang nyata ,sehingga menyebabkan perubahan. Melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan siswa dapat menata nalarnya, membentuk kepribadiannya serta dapat menerapkan matematika dalam kehidupannya sehari-hari atau dapat digunakan sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing (Soedjadi, 2000:45).
Pembelajaran matematika sebagai cara berfikir nalar yaitu, berfikir nalar dikembangkan dalam matematika dengan metode deduktif dan induktif dimana berfikir nalar ini memungkinkan siswa selalu bersikap kritis terhadap suatu pernyataan.
                                   iii.     Hakekat Sentuhan Keluarga pembelajaran matematika
       Sentuhan Keluarga dalam pembelajaran matematika merupakan cara  baru untuk guru dalam mengorganisir kelas yang diajar supaya para siswa tidak takut terhadap mata pelajaran matematika. Siswa akan diajak pada situasi dan kondisi dimana mereka merasa nyaman dan senang dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut lebih aktif, aktif mencari materi / rumus, aktif mengerjakan soal-soal yang berkaitan, aktif mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan rumus tersebut, serta aktif bertanya pada guru apaabila menemui hal yang belum faham atau membingungkan bagi siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar